Goresan Warna

Desember 09, 2023

    

Ilustrasi: Freepik

    Rumah, itulah yang selalu diartikan sebagai tempat pulang yang paling nyaman. Terbesit bahwa tempat itu memang layak sebagai tempat beristirahat paling nyaman, bercengkrama dengan menghabiskan waktu bersama keluarga. Sungguh indah 'bak mimpi ini, kan?

     Tawa riang gembira itu sirna, bangunan yang biasa di sebut 'rumah' kini telah gelap gulita. Senyuman serta warna-warni yang telah usang, pergi ntah kemana. Tersisa sunyi dan kenangan saja, di rasakan ketika semakin beranjak dewasa.

    Dalam sebuah ruangan, perdebatan  dimulai beradu begitu cepat di iringi tetesan air hujan yang mengguyur kota dimana teriknya matahari mengalahkan derasnya hujan. Seketika terdengar tangisan serta jeritan. 

    Bola mata yang indah itu berlinang mendung seperti akan hujan, wajah yang selalu tersenyum dan periang sirna. Raut wajah tak pernah bohong, bagaimana bisa menerima kenyataan yang begitu pahit?

    Kuat dan sabar, hanya itu yang digenggam. Tak semua 'rumah' memang menjadi tempat yang paling nyaman untuk pulang, tak dipungkiri memang begitu banyak kenangan manis didalam nya. Begitu pula dengan masa pertumbuhan diri, hanya rumah itu yang menjadi saksi bisu.

    Air mata mengalir deras dipipi, seolah hujan sudah berpindah tempat. Perdebatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari dirumah itu, tak ada apapun disana sekarang.

    Menjadi dewasa sungguh menyenangkan? Tidak. 

    Kini, hanya tersisa serpihan rasa sakit dari masa lalu. Nyatanya, memang sudah tak indah sejak dulu, hanya saja tak disadari. Lama menelaah tuk mencerna seluruh alur yang Tuhan berikan, walaupun begitu rasa ini tetap sama takkan pergi kemanapun. Waktu yang menjawab semuanya,  walaupun warna rumah ini telah penuh goresan.


Penulis: Hanifa Nabilla Elansary

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.